WahanaNews-Berampu | Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon meminta maaf atas pernyataannya menyebut TNI seperti gerombolan saat rapat bersama Panglima TNI pada Senin, 3 September lalu.
Effendi mengatakan, pernyataannya dalam rapat kerja bersama antara Komisi I, Kementerian Pertahanan, Panglima TNI dan staf itu tidak bermaksud untuk menyinggung hati para prajurit dan perwira.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
"Saya mohon maaf atas apapun perkataan saya yang menyinggung, yang menyakiti, yang tidak nyaman di hati para prajurit siapapun dia, mulai dari tamtama sampai perwira bahkan para pihak yang tidak nyaman dengan perkataan yang mungkin diartikan lain. Saya sendiri menyatakan tidak ada maksud untuk menyatakan bahwa sebagaimana yang bergulir di publik," ujar Effendi saat jumpa pers di ruang Fraksi PDIP di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/9/2022).
Melansir mkli.wahananews.co, Effendi mengatakan, hanya ingin menggambarkan tentang kemungkinan prajurit TNI tak patuh sehingga terjadi disharmoni.
Dia mengaku, terkait kabar disharmoni itu ingin dikonfirmasi langsung kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
"Itu memang KSAD tidak hadir dan oleh teman-teman itu ditanyakan dikritisi. Poin saya bukan tidak hadirnya, tapi akan lebih elok kalau mereka berdua hadir untuk bisa didapat penjelasan seputar masalah yang kami ingin dapatkan penjelasan dari mereka. Nah, di situlah kemudian ada hal-hal yang intinya masalah soal kepatuhan karena kehormatan di TNI itu yang kami tahu adalah kepatuhan," jelasnya.
Ketidakhadiran KSAD dalam rapat kerja bersama itu membuat Effendi menyimpulkan TNI berperilaku melebihi organisasi masyarakat (ormas) hingga TNI seperti gerombolan lantaran tidak patuh pada pimpinan.
Effendi pun menyadari, pernyataannya soal TNI itu mengundang ketersinggungan banyak pihak. Namun, kata Effendi, dia tidak bermaksud menstigmakan TNI seperti yang dianggap banyak pihak.
"Kemudian saya menyadari bahwa menjadi tidak nyaman, tidak elok dan juga beberapa pihak mungkin merasa tersinggung atau tersakiti atas kata-kata yang keluar dari saya menyangkut seputar soal gerombolan dan ormas. Yang sejatinya, sejujurnya saya tidak pernah menstigmakan TNI itu gerombolan," jelasnya.
"Tapi kalau tidak ada kepatuhan dan tidak ada harmoni itu seperti gerombolan. Nah itulah yang bisa dilihat rekaman utuhnya itulah kemudian yang itu saya ulang dan saya sampaikan di forum ini," imbuh Effendi.
Oleh karena itu, Effendi meminta maaf kepada seluruh prajurit baik yang bertugas maupun purnawirawan, serta para pihak yang mungkin tidak nyaman dengan perkataannya.
"Saya juga sudah bicara dengan Panglima TNI saya juga mohon maaf, juga KSAD saya mohon maaf dan juga KSAL, KSAU yang mungkin juga merasa kurang nyaman saya mohon maaf," ucapnya.
"Sekali lagi, saya ingin mencintai TNI sesuai dengan tupoksi saya. Saya berharap kita mencintai tidak dengan mengurangi hormat kita ke hal yang mungkin kurang pas di tubuh TNI," kata Effendi.
Sebelumnya, anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon menyebut TNI seperti gerombolan saat rapat kerja bersama antara Komisi I, Kementerian Pertahanan, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 5 September.
Effendi awalnya ingin mendapat penjelasan dari Andika tentang apa sebenarnya yang terjadi di tubuh TNI. Pertanyaan itu terkait dengan temuannya soal insubordinary atau pembangkangan, disharmoni, serta ketidakpatuhan di internal institusi pertahanan negara tersebut.
"Ini TNI kayak gerombolan ini. Lebih-lebih ormas jadinya. Tidak ada kepatuhan," kata Effendi. [gbe/tio]