WahanaNews-Berampu | Pemerintah mencatat 208.281 hewan ternak telah terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) pada Senin (20/6/2022).
Dilansir dari walinki.wahananews.co, mengutip situs siagapmk.id, 64.755 dari total hewan ternak yang terpapar PMK sudah sembuh dan 1.217 ekor mati. Lalu, 1.864 hewan dipotong bersyarat dan 140.445 ekor belum sembuh.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Sejauh ini, PMK sudah mewabah di 19 provinsi dan 206 kabupaten/kota. Jawa Timur menjadi daerah dengan kasus terbanyak mencapai 83.491 hewan yang terinfeksi PMK.
Diikuti Nusa Tenggara Barat (NTB) sebanyak 31.845 ekor, Aceh 25.293 ekor, Jawa Tengah 23.487 ekor, Jawa Barat 19.330 ekor, dan Sumatera Utara 8.931 ekor.
Kemudian, hewan yang terpapar di Yogyakarta sebanyak 4.902 ekor, Sumatera Barat 3.628 ekor, Kepulauan Bangka Belitung 2.426 ekor, Kalimantan Barat 1.222 ekor, dan Banten 1.020 ekor.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
Selanjutnya, Jambi 617 ekor, DKI Jakarta 610 ekor, Lampung 323 ekor, Kalimantan Selatan 315 ekor, Riau 225 ekor, Sumatera Selatan 207 ekor, Kalimantan Tengah 194 ekor, dan Bengkulu 190 ekor.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan sebanyak 800 ribu dosis vaksin PMK tiba di Indonesia pada Jumat (17/6/2022). Ratusan vaksin itu langsung didistribusikan ke berbagai daerah yang masuk zona merah dan kuning.
"Saya berharap gugus tugas yang ada di kabupaten, crisis center yang ada di kabupaten atau provinsi, dan secara nasional sudah mempersiapkan diri untuk melakukan penyuntikan vaksin," kata Syahrul.
Ia menambahkan bahwa pemerintah juga melakukan percepatan produksi vaksin PMK melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya. Pemerintah menargetkan vaksin tersebut rampung pada awal Agustus 2022.
"Yang pasti yang ada ini kami maksimalkan, yang kami pesan 3 juta sebagai vaksin darurat. Pada proses selanjutnya akan kami gunakan kebijakan pemerintah yang ada dan bisa kami pesan lebih banyak," pungkas Syahrul. [gbe/jat]