BerampuNews.id | Langkanya minyak goreng sejak sebulan terakhir sangat dirasakan masyarakat baik di tingkat penjual, distributor hingga konsumen.
Tak terkecuali di wilayah DKI Jakarta, praktik permainan harga dan penimbunan masih ditemui sehingga salah satu bahan sembako ini langka di peredaran.
Baca Juga:
RSUI-Sania Royale Rice Band, Seminar Atasi Stroke dengan Gamma Oryzanol: Metode Memasak Minyak Goreng Sehat
Polisi menduga ada praktik bakal 'pemain baru' dalam penjualan minyak goreng sehingga terjadi kelangkaan di masyarakat.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto mengatakan, banyak penjual minyak goreng tidak mendapatkan stok dari distributor.
Menurut Budhi, hal ini terjadi lantaran banyaknya 'pengusaha dadakan' yang beralih menjual minyak goreng padahal tak memiliki latar belakang menjual komoditi itu sebelumnya.
Baca Juga:
P3PI Dorong Peningkatan Standar Higienis di Pabrik Kelapa Sawit menuju Kelayakan Food Grade
"Banyak sekali pemain baru yang menjual minyak goreng. Kami mensinyalir bahwa fenomena ini menyebabkan terjadi kelangkaan, ada beberapa masyarakat yang selama ini penjual minyak goreng tapi dia tidak mendapatkan pasokan.
Nah, sementara ada pihak yang awalnya bukan penjual minyak goreng ini kemudian menjadi penjual minyak goreng," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto kepada wartawan, Jumat (25/2/2022).
Atas temuan itu, polisi memulai penyelidikan dari tingkat konsumen hingga produsen. Polisi akhirnya menemukan fakta adanya permainan di tingkat grosir yang menjual minyak goreng kepada distributor baru di luar bidang kompetensinya.
"Nah, atas temuan ini kami lakukan penyelidikan dari bawah ke atas, kemudian kami sampai menemukan adanya fakta baru. Saat ini ada penjualan yang dilakukan kepada distributor baru yang memang bukan bidangnya," ujarnya.
Budhi menghimbau agar pengecer di tingkat grosir segera menjual minyak goreng kepada distributor di bidang kompetensinya.
Apabila praktik permainan ini masih terjadi, ia menegaskan polisi akan menindak tegas pihak-pihak yang memainkan harga minyak goreng.
"Karena banyak ditemukan distributor yang memainkan harga karena tak sesuai bidangnya, kami menyarankan kepada para pabrikan jangan bermain-main dengan minyak goreng. Kalau nanti kami temukan ada dugaan tindak pidana, kami akan memproses secara hukum, ya," tegasnya.
Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Selatan berhasil membongkar praktik penjualan 26 ton liter minyak goreng yang hendak dijual di atas harga eceran tertinggi (HET).
Polisi mengungkapkan distributor tersebut tidak memiliki kompetensi di bidangnya, karena perusahaannya adalah perusahaan kosmetik.
"Jadi kami temukan di sini ada pabrikan yang menjual kepada distributor, yang menurut mereka baru dalam waktu dua-tiga minggu ini dijadikan distributor. Dan sebenarnya perusahaan itu bergerak di dalam bidang kosmetik, jadi bukan bidangnya minyak goreng," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto kepada wartawan, Jumat (25/2/2022).
Budhi menyebut distributor itu menjual minyak goreng dengan harga di atas harga eceran tertinggi (HET). Hal inilah yang kemudian membuat harga minyak goreng di pasaran tidak stabil.
"Akibat praktik ini alur penjualan ke bawahnya sampai ke hilir menjadi kacau. Oleh karena itu, kami akan melakukan penelusuran sampai ke atas dengan pabrikan, mengapa distributor melakukan tindakan ini.
Kami juga telusuri ke mana mereka menjual minyak gorengnya apakah ke distributor yang ahlinya atau yang spesialis di bidang minyak goreng," kata Budhi.[zbr]