WahanaNews-Berampu | Dalam rangka mendukung program nawacita kemaritiman, BMKG Wilayah I melalui stasiun metereologi kelas III Ranai, menggelar SLCN, di Natuna, Jumat (16/9/2022).
Keterangan pers diterima dari Andrean Simanjuntak, bagian Humas BMKG Wilayah I, Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) itu ditujukan bagi nelayan di kawasan pantai Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Jumlah peserta sekitar 100 orang.
Baca Juga:
RSUD Cengkareng Gelar FKP, Paparkan Pengembangan Pelayanan Kesehatan
Disebut, kegiatan dimaksud penting untuk mengedukasi para pekerja dari sektor maritim, yaitu nelayan, agar lebih antisipatif dan adaptif dalam perubahan cuaca dan iklim baik dalam kategori ringan berat dan ekstrim.
Beberapa kejadian sering terjadi saat kejadian ekstrim mengakibatkan kerugian bagi para nelayan. Salah satunya, sampai menelan korban jiwa.
Dalam kesempatan itu, hadir beberapa pejabat dari BMKG maupun stakeholder dari Kabupaten Natuna.
Baca Juga:
Sesuai Perintah Kapolri : Polda Riau Ungkap 171 Kasus Narkoba
Diantaranya, Deputi Meteorologi Guswanto, Kepala BMKG Wilayah I Hendro Nugroho, Kepala BMKG Ranai Feriomex Hutagalung, Asisten Bupati, Kapolres, Dandim dan para peserta dari berbagai sektor dan latar belakang.
Deputi Meteorologi, Guswanto mengatakan, kegiatan itu berkonsep lapangan. Peserta langsung ke lokasi dan diberitahu bagaimana memanfaatkan produk informasi cuaca dan iklim laut BMKG.
Selain itu, Kepala BMKG Wilayah I, Hendro Nugroho mengatakan, SLCN dilaksanakan untuk mengedukasi nelayan agar lebih adaptif dan antisipatif dalam memahami informasi cuaca maritim seperti ketinggian gelombang hingga 10 hari ke depan.
Hal tersebut agar perencanan melaut bagi nelayan lebih efisien dan efektif serta tidak mengalami kerugian hingga korban jiwa.
Ditambahkan Hendro, kontribusi Indonesia sebesar 10 persen untuk komoditas perikanan dunia. Hal itu akan lebih lagi jika kita mampu menyesuaikan kondisi cuaca dan iklim.
"SLCN turut mendukung program rencana nasional strategis berupa nawacita di sektor kelautan dan perikanan," sebut Hendro.
Sementara Kepala BMKG Ranai, Feriomex menyebut, pemilihan lokasi di Natuna karena potensi dari sektor laut sangat besar dan menjadi salah satu wilayah terluar yang harus dikembangkan.
Dalam kesempatan itu, Nancy Damanik staf ahli di BMKG Wilayah I, menyampaikan bahwa BMKG telah melahirkan aplikasi bernama Indonesia Weather Information for Shipping (Ina-WIS).
Aplikasi tersebut berisi sistem informasi cuaca maritim yang sangat interaktif dan mudah digunakan bagi para nelayan.
Aplikasi Ina-WIS merupakan program penting yang bisa dipakai untuk mengetahui zona tangkap ikan sehingga tidak perlu waktu lama untuk mencari ikan, bisa langsung ke lokasi. [gbe]