BerampuNews.id | Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa dan Bali Luhut Binsar Pandjaitan meminta wilayah aglomerasi Jabodetabek mengakselerasi vaksinasi booster untuk mengantisipasi gelombang varian Omicron.
Untuk itu, Luhut menegaskan, vaksinasi booster harus segera dikejar di daerah Jabodetabek, guna antisipasi lonjakan kasus covid-19.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
"Hari ini teater perang sesungguhnya akibat peningkatan kasus terjadi di wilayah Jabodetabek. Untuk itu saya minta provinsi DKI, Banten, dan Jawa Barat segera mengakselerasi vaksinasi booster," kata Luhut, Jumat (21/1/2022).
Dalam Rapat Koordinasi Evaluasi PPKM Jawa Bali bersama seluruh Gubernur Jawa Bali dan Forkimpimda, Kamis (20/1), disebutkan bahwa kasus COVID-19 saat ini sebagian besar terjadi di Jabodetabek yang capaian vaksinasi dosis 1 dan 2 sudah tinggi.
Mengingat Jabodetabek adalah pusat mobilitas, penyebaran kasus ke provinsi lain dapat terjadi dengan lebih cepat. Meski belum terjadi peningkatan signifikan di provinsi lain, Luhut mengingatkan provinsi lain juga harus tetap bersiap.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
"Hingga saat ini angka kematian tetap terjaga meskipun terjadi peningkatan kasus," ungkap Luhut.
Meski begitu, melihat pengalaman negara lain, perawatan rumah sakit dan tingkat kematian dapat meningkat ketika kasus naik berkali-kali lipat.
"Upaya flattening the curve atau memperlandai kenaikan kasus positif, harus dilakukan untuk mengurangi beban sistem kesehatan. Kuncinya adalah penegakan protokol kesehatan dan akselerasi vaksinasi di tiap daerah," pesan Luhut.
Luhut yang juga Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) juga meminta Panglima TNI dan Asops Kapolri untuk kembali menyiapkan isolasi terpusat di setiap daerah.
Ia juga mengingatkan seluruh kepala daerah, baik bupati, wali kota, Pangdam, Kapolda, dan seluruh jajaran di bawahnya untuk jujur terhadap data kasus COVID-19 dan jangan ada yang ditutupi agar segera dapat ditentukan langkah yang benar dan terukur.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menambahkan bahwa saat ini kasus terbanyak ada di DKI Jakarta dan segera akan menyebar ke daerah di sekitarnya.
"Saat ini kita harus kembali meningkatkan testing dan tracing untuk mengetahui penyebaran yang terjadi di sekitar kita, dan terus meningkatkan vaksinasi," jelasnya.
Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Banten, Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Bali, Wakil Gubernur DIY, Sekda Jawa Barat, dan Sekda Jawa Timur juga memaparkan kondisi terkini tiap daerahnya dalam menghadapi gelombang Omicron.
Seluruh kepala daerah sudah bersiap menyediakan perawatan dan menyiapkan langkah antisipasi akibat varian tersebut.
Sementara itu, dr Erlina dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia mengatakan bahwa varian Omicron ini lebih menunjukkan gejala kepada batuk dibanding sesak nafas, sehingga seluruh masyarakat harus dapat lebih memperhatikan lagi terhadap gejala yang dialami.
"Kami saat ini juga telah mengajarkan kepada tenaga kesehatan mengenai telemedicine, terkait tata cara isolasi mandiri, penggunaan obat-obatan, sehingga ketika kasus kembali naik seluruh nakes telah siap," ungkapnya.[zbr]